Jumat, 01 Februari 2013

Resume 9 Sosiologi umum


Tugas Praktikum Ke-9                      Hari/Tanggal : Rabu/12 September 2012
Mata Kuliah Sosiologi Umum                        Ruang Kuliah   : CCR 1.04
SISTEM STATUS DAN PELAPISAN MASYARAKAT SISTEM STATUS YANG BERUBAH
Runtuhnya Sistem Status Kolonial dalam Abad Kedua Puluh
Oleh : W. F. Wertheim
SITUASI SOSIAL DUA KOMUNITAS DESA DI SULAWESI SELATAN
Oleh : Mochtar Buchori dan Wiladi Bidiharga
Disusun oleh:
Muhammad Salman Alfarisi/F14120124
Kelompok Praktikum 8
Asisten Dosen:
Vioci Vesa Denia/I24090017


 
Ikhtisar bacaan 1
Pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia terjadi pelapisan masyarakat yang didasarkan pada garis ras. Belanda menempatkan dirinya di lapisan teratas. Tetapi pada abad XX terjadi perkembangan dinamis yang menerobos pola kaku tersebut dan meningkatkan mobilitas sosial. Uanglah yang melakukan pendobrakan pada sistem yang lama.
Pada tahun 1900, perbedaan profesi semakin meningkat. Semakin banyak orang Indonesia yang bekerja di bidang perdagangan dibandingkan dengan sebelumnya. Perkembangan selanjutnya ketika masa depresi sekitar tahun 1930, suatu kelas bumiputera yang tumbuh mulai ada mendobrak susunan masyarakat tradisional lama dan memberi pengaruh yang bersifat individual.
Setelah tahun 1990, pendidikan mulai terbuka untuk orang-orang Indonesia. Lambat laun, orang Indonesia yang telah mendapatkan pendidikan,tidak lagi menerima pelapisan sosial kolonial berdasarkan ras. Pada masa ini, terjadi perubahan sikap pada orang-orang Indonesia yang tidak lagi bangga menggunakan bahasa belanda atau bekerja d kantor pemerintahan belanda. Dominasi orang cina di bidang perdagangan juga sudah dapat diatasi oleh kaumpedagang Indonesia. Sehingga lama kelamaan bangsa Eropa dan Cina menjadi setara dengan bangsa Indonesia karena pendidikan. Namun, di sisi lain, sikap individualis dan penghargaan pada kekayaan materi semakin menguasai orang-oang Indonesia.

Ikhtisar bacaan 2
Desa Maricaya Selatan
Desa Maricaya merupakan desa yang terletak di Sulawesi Selatan yang 75,6% penduduknya memeluk agama Islam dan sisanya memeluk agama Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Dari lima golongan masyarakat tersebut dibagi lagi menjadi tiga lapisan pokok masyarakat yang dilihat dari segi ekonomi yaitu : (1) Lapisan ekonomi yang mampu, terdiri dari para pejabat dan kelompok professional lainnya. (2) Lapisan ekonomi menengah, terdiri dari para alim, ulama, pegawai dan kelompok wirausaha. (3) Lapisan ekonomi miskin yang terdiri dari para buruh
Dilihat dari tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan pada masyarakat desa Maricaya ini sudah terlihat sangat baik. Mereka tampak berusaha memanfaatkan kesempatan pendidikan yang tersedia seoptimal mungkin. Walaupun yang dapat mengecam pendidikan sampai ke perguruan tinggi hanyalah orang-orang dari lapisan atas yang memiliki kemampuan dibidang ekonomi. Namun bagi mereka yang tidak mampu bukan berarti mereka tidak bisa mendapatkan pengetahuan lebih, mereka lebih banyak memilih untuk membeli media massa atau Koran untuk mengetahui berita dan informasi atau bahkan jika mereka tidak mampu membeli maka mereka berusaha meminjam atau turut membaca dari mereka yang mampu beli
Desa Polewali                                
Tidak berbeda dengan desa Maricaya Selatan, di desa Polewali pun terdapat tiga lapisan masyarakat yaitu : (1) Lapisan atas, terdiri dari para pemangku adat, alim ulama, dan para pejabat (2) Lapisan menengah, terdiri dari pegawai negeri dan para pedagang. (3) Lapisan bawah yang terdiri dari kaum buruh
Terdapat kecenderungan hedonisme dikalangan pejabat desa Polewali, mereka cenderung untuk bersikap lebih modern. Sedangkan masyarakat lainnya masih menjunjung kesederhanaan seperti yang dilakukan para ulama mereka, karena pada umumnya agama mendapatkan tempat yang penting dalam masyarkata Polewali. Sehingga masyarakat Polewali tampak sebagai masyarakat yang lebih bersifat inward looking. Dan kesadaran masyarakat Polewali tentang pentingnya pendidikan sudah cukup tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar